Thursday, September 6, 2012

Kumandang Bilal Tak Terdengar Lagi


                                                         بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  

Matahari memanggang Madinah, di Isnin siang menjelang Zohor saat Bilal RA bergegas menuju masjid untuk mengumandangkan azan.Inilah kali pertama ia harus menyerukan panggilan solat tanpa kehadiran Rasulullah SAW yang telah wafat pada pagi hari.

Kesedihan begitu jelas tampak di wajah Bilal RA.Kulitnya yang hitam legam tak bisa menyembunyikan rasa dukanya yang mendalam.

Namun,ia harus tegar.Ia harus tetap mengumandangkan azan.Meski Rasulullah SAW telah tiada.
Bilal RA berdiri tegak.Tangannya diangkat menutup telinganya.Sesaat ia terdiam. Mulutnya terkatup rapat. 

Bilal RA berusaha menenangkan diri.Sekuat tenaga ia berusaha melupakan kewafatan Nabi SAW.Perlahan mulutnya mulai dibuka. Kedua bibirnya bergerak. Azan berkumandang.Suara Bilal RA masih terdengar lantang.

“Allahu Akbar..Allahu Akbar…Asyhaduanla ilaha illa Allah…Asyhaduanla ilaha illa Allah…"

Ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah….lehernya terasa tercekik.Lidahnya terkelu.Mulutnya terasa berat digerakkan. Kalimat itu begitu sulit diucapkan.

Bilal RA berupaya agar kalimat itu keluar dari mulutnya,tetap tetap tidak bisa. Di matanya terbayang Rasulullah SAW yang terbujur kaku di penjuru kamar Aisyah RA. Bayangan itu seolah menari-nari di pelupuk matanya. Sosok tubuh tersebut berada tak jauh dari tempat ia mengumandangkan azan.

Susah payah Bilal RA menggerakkan mulutnya hingga akhirnya kalimat itu terucap juga, tetapi suaranya tidak lantang. Suara Bilal RA tertahan.Serak.Tersekat.Bilal RA tak kuasa membendung air matanya. Seperti rintik hujan yang kian lama bertambah deras, begitu pula air mata Bilal RA.

Kaum Muslim di penjuru Madinah mendengar suara itu. Mereka seolah merasakan apa yang dialami Bilal RA. Mereka tenggelam dalam kesyahduan. Inilah kali pertama mereka mendengar Bilal RA mengumandangkan azan tanpa ada Rasulullah SAW.

Setelah peristiwa itu, Bilal RA tak lagi azan. Ia pergi ke Syam selama beberapa tahun lamanya. Sejak itu, kaum Muslim di Madinah tidak lagi mendengar kumandang azan Bilal RA. Ia pergi mengikuti jejak orang yang dicintainya: Rasulullah SAW.

Azan Bilal RA baru kembali terdengar saat Umar bin Khatthab RA diserahkan kunci Palestina setelah berhasil menaklukkannya. Kaum Muslim terharu begitu mendengar suara Bilal RA.
Mereka teringat dengan masa-masa ketika Rasulullah SAW masih hidup.

petikan buku: The Great Story of Muhammad SAW[Maghfirah Pustaka;m/s 587]

Saturday, April 21, 2012

Inti Dakwah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


Daulah Islam dan hukum Islam tidak akan tegak kecuali dengan jihad. Dan jihad akan bisa ditegakkan jika ada harakah Islam yang mendidik para pengikutnya dengan tarbiyah Islam. Sebelum mereka menegakkan hukum Allah di bumi, mereka harus bisa menegakkan hukum Allah dalam hati dan dada mereka terlebih dahulu. 

Sebelum mereka menerima amanah Allah dan syari’at-Nya untuk diterapkan dipermukaan bumi, mereka harus menjadi orang-orang yang dapat dipercaya terlebih dahulu. Mereka harus dapat dipercaya terhadap harta jama’ah yang ada ditangan mereka, terhadap para pemuda yang mereka bina dan mereka arahkan.

Sebelum diberi kepercayaan menjaga kehormatan jutaan kaum muslimat yang berada di bawah kekuasaan mereka, maka mereka harus terlebih dahulu menjadi orang-orang yang dapat dipercaya terhadap tetangga-tetangga (wanita) mereka. Mereka harus mentarbiyah diri mereka sendiri untuk menjaga kehormatan seluruh umat.

Jika mereka tidak mendapatkan tarbiyah seperti ini lebih dahulu, maka celakalah umat yang akan mereka pimpin nantinya. Meski mereka membawa nama Islam.

Jika kamu ingin menegakkan hukum Islam secara universal, sehingga manusia tunduk kepadanya, maka terlebih dahulu kamu harus melihat saudara-saudaramu yang ada di sekelilingmu dengan pandangan cinta, sayang dan simpati. Harus tertanam betul dalam hatimu bahwa orang yang ada disampingmu adalah haram darahnya, kehormatan dan hartanya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Setiap muslim terhadap muslim yang lain, haram darahnya, kehormatan dan hartanya”. (HR. Bukhari Muslim)



Dan hendaknya kamu tidak berprasangka padanya kecuali yang baik saja. Sebelum sampai pada tarbiyah ini, maka sungguh sangat berbahaya sekali mengangkat senjata terhadap musuh. Sebelum sampai pada marhalah yang mendasar ini, maka senjata yang telah diangkat itu akan berbahaya bagi pemegangnya. 


Dan berbahaya bagi umat, apabila senjata itu berhasil mencapai singgasana kekuasaan. Karena darah akan mudah mengalir, kehormatan akan diinjak-injak, harta benda akan dirampas, dan kekuasaan akan berganti dari tangan kaisar (baca: penguasa diktator) satu ke tangan kaisar yang lain. Hanya luarnya dipoles dengan syi’ar-syi’ar dan nama-nama Islam sehingga nampak seperti penguasa Islam.

Apabila saudaramu seperjuangan tidak aman atau selamat dari (sikap dengki) mu, padahal dia telah bertaruh nyawa sebagaimana kamu telah bertaruh nyawa, dan kalian berdua bertemu dalam satu perjuangan, sama-sama menghadapi penindasan, penyiksaan, pengusiran dan lain sebagainya. Apabila kehormatan dirinya tidak aman dari penginjak-injakan, apabila dagingnya tidak aman dari dimakan, apabila harta bendanya tidak aman dari perampasan, dan apabila kehormatannya tidak aman dari penghinaan dan pelecehan. Maka apa jadinya? 

Bagaimana besok kalian akan berbuat terhadap orang-orang Nasrani, orang-orang Yahudi dan orang-orang yang tunduk pada kekuasaan kalian? Bagaimana kalian akan bertindak terhadap orang-orang awam? Jika orang yang melangkah bersamamu (menegakkan agama Allah di muka bumi) sendiri tidak aman dari (sikap dengki) mu.

Engkau menyambut kedatangannya dan memeluknya kencang sehingga tulang rusuknya hampir lekat dengan tubuhmu. Tapi sedetik saja dia hilang dari pandanganmu, maka kamu memakan dagingnya dan merusak kehormatannya (dengan mengghibahnya). 

Islam macam apa ini? Islam apa yang hendak kamu tegakkan dalam kehidupan manusia? Agama apa yang kamu serukan itu? Bagaimana mungkin, jika sekelompok kecil yang ada saja tidak dapat hidup bersatu. Padahal minimal hak muslim yang harus dipenuhi adalah tidak menggunjingnya ketika dia tidak ada. 
Syari’at Islam dan manhaj (pedoman hidup) Islam mengajarkan kepada kita supaya memberi nasehat seseorang dihadapannya, supaya kita menjaga kehormatannya dibelakangnya (ketika dia tidak ada), bukan sebaliknya. 

Seperti ucapan Hudzaifah kepada Mu’ad bin Jabal:


“Sungguh engkau telah mendapati diri kita semua bersaudara luar dan dalam. Kemudian kita hidup pada suatu zaman, dimana kita melihat orang-orang yang lahirnya nampak bersaudara tetapi batinnya memendam permusuhan”.

Marhalah tarbiyah adalah marhalah yang paling penting dan mendasar dalam usaha menegakkan Daulah Islam. Dalam marhalah ini, Qa’idah Shalbah (maksudnya, kelompok inti dalam sebuah harakah) dibina dan digembleng. Qa’idah Shalbah inilah yang nantinya menjadi batu tumpuan bagi seluruh masyarakat Islam. Dan mereka merupakan thabaqah (tingkatan) As sabiqunal Awalun seperti thabaqah As sabiqunal Awalun dari golongan Muhajirin dan Anshar. Jumlah mereka memang sedikit, tetapi peranan mereka sangat besar.

Aku akan mencari hakku pada makhluk dan para tetua,
Berat kala bertemu dan ringan kala diseru,
Banyak ketika diserang dan sedikit ketika dihitung,


Berat sekali tubuh mereka apabila bertemu, yakni tidak mundur dalam peperangan. Dan ringan kala diseru, yakni segera datang memenuhi panggilan apabila ada seruan perang. Banyak jumlah mereka ketika musuh menyerang, tetapi jika dihitung jumlah mereka sedikit. 

Jadi yang kita cari sekarang adalah contoh dari lelaki perwira, sikap dan perbuatannya. Kita mencari contoh yang jarang didapat, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

“Kalian dapati manusia seperti seratus ekor unta, tapi tak seekorpun yang layak dijadikan kendaraan”.

Seratus ekor unta, tapi tak seekorpun yang bisa dijadikan kendaraan. Padahal kita memerlukan kendaraan-kendaraan yang sanggup memikul cita-cita kaum muslimin di atas punggungnya. Kita memerlukan pedang tajam yang dapat membuka hati mereka. Kita memerlukan orang-orang yang terbolak balik di atas ranjangnya karena sedih melihat keadaan kaum muslimin; yang terlilit dalam kepedihan ketika melihat kehormatan wanita muslimat diinjak-injak di setiap tempat; yang sanggup memikul cita-cita dan amanah agama.

Saya tidak memahami makna hadits ini sampai saya hidup dalam jihad di Palestina dan di Afghanistan. Kalian dapati manusia seperti seratus ekor unta, tapi dalam jumlah seratus itu tidak ada seekorpun yang bisa dijadikan kendaraan.



Umar pernah berkata pada para sahabat: “Coba berangan-anganlah kalian”. 

Lalu ada diantara mereka yang berangan-angan bisa memiliki emas sepenuh rumah. 

Dan emas itu akan diinfakkan di jalan Allah. 


Lalu yang lain berangan-angan begini, dan yang lain lagi berangan-angan begitu.


Ketika mereka sudah mengemukakan angan-angannya, maka mereka ganti berkata pada Umar: 


“Wahai Amirul Mukminin, berangan-anganlah, 


Umar berkata: “Saya berangan-angan seandainya saya mempunyai laki-laki seperti Abu Ubaidah sepenuh rumah ini”. ‘


Rijal’ (lelaki), akan tetapi lelaki itu jumlahnya sedikit.







Sumber: Runtuhnya Khilafah Dan Jalan Menegakkannya

-Syeikh Abdullah Azzam rahimahullah

Tuesday, February 14, 2012

Perkongsian: Agar kita kembali kepada kebenaran

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ




Dari Amr bin ‘Auf r.a, Rasulullah s.a.w bersabda,
“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khuatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khuatir ketika dibukakan kepada kalian dunia(kemewahan) sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlumba-lumba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.”
(HR Bukhari dan Muslim)

apabila manusia menjadi hamba kepada duit
-gambar hiasan-


Kemewahan yang dibimbangkan Rasulullah SAW di akhir zaman kini terlihat di mana-mana saja, saling berlumba-lumba untuk menjadikan kemewahan itu terlihat pada diri sesetengah individu untuk menyaingi individu lain.

Perhatikan,
betapa ramai manusia yang memiliki kenderaan yang pada mulanya nampak biasa-biasa saja, kemudian "modified" supaya lebih bergaya, cool, hebat dan sebagainya.

gambar hiasan

perhatikan pula,
betapa ramai manusia yang berlumba-lumba memiliki rumah semewah mungkin demi kepuasan peribadi.




perhatikan lagi,
betapa ramai manusia yang terdiri dari pelbagai lapisan usia berfesyen bukan main lagi gayanya.
sudah tidak kisah soal harga, yang penting bergaya,mewah dan menarik perhatian.


dan bermacam ragam lagi realiti umat manusia kini dalam mengejar kemewahan yang bila-bila masa saja akan dilenyapkan dengan seizin Allah Azza wa Jalla..

persoalannya,
apakah mereka di atas akan puas?

saya dengar kalian mengatakan, " sudah tentu takkan puas."

begitulah jadinya bila sunnah yahudi menjadi sebati dalam diri..

"Dan sungguh kamu akan mendapati mereka(orang-orang yahudi), manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."
[QS;2:96]

wahai saudara dan saudari seIslamku,

apakah kita lupa kehidupan suri teladan kita, Muhammad bin Abdullah SAW?

***
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku pernah masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
pada saat beliau berada di atas tempat tidurnya berselimutkan sebuah kain tenunan yang sempit, dan di bawah kepalanya terdapat bantal dari kulit yang berisi serabut.  Kemudian sekelompok orang datang menemui beliau, dan Umar juga masuk menemuinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun membalikkan badannya, sehingga Umar tidak melihat kain yang berada di antara sisi beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan kain selimut. Dan kain selimut tersebut telah membuat bekas di pinggang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Umar pun menangis. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya:

“Apa yang telah membuatmu menangis, wahai Umar?” 

Umar menjawab: 
“Demi Allah, tidak ada wahai Rasulullah, hanya saja aku mengetahui bahwa engkau adalah orang yang paling mulia di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari Kisra Persia dan Kaisar Romawi. Keduanya selalu bermain-main di dunia ini, sedangkan engkau wahai Rasulullah, berada di tempat yang aku lihat (seperti ini).” 

Nabi pun berkata: 
“Apakah engkau tidak rela, kalau dunia ini bagi mereka dan akhirat bagi kita?” Umar menjawab: “Tentu saja, (wahai Rasulullah).” Beliau berkata: “Sesungguhnya itu memang demikian."

HR. Ahmad 3/139, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya 6362.

***

Kita hari ini bagaimana?
Begitulah contoh yang Rasulullah SAW terapkan kepada umat Islam agar jangan sesekali terpedaya dengan kemewahan dunia kerana ia tidak lain melalaikan manusia dari mengingati akhirat yang abadi.

Pernahkah kita terfikir?
Sudah bermacam nikmat dunia yang Allah SWT kurniakan kepada kita sekalipun kita memaksiati Allah SWT dan jauh sekali untuk mencontohi keperibadian Rasulullah SAW,namun Allah SWT tetap memberikan kita kehidupan dan kenikmatan yang tak putus-putus…

Kita masih lagi mampu menyuapkan makanan ke dalam mulut,
Kita masih lagi mampu berjalan ke kuliah atau ke tempat kerja,
Kita masih mampu untuk berbuat apa saja..

Tetapi apakah semua itu berkat daripada Allah SWT ke atas diri kita atau ia adalah istidraj?!
Sebagaimana orang-orang yang kafir kepada Allah SWT lantas disibukkan dengan urusan dunia sehingga akhirnya mereka dibinasakan tanpa mereka menyedari hakikat itu.

Maka apakah kita turut tergolong?

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
[QS; al An’am(6): 44]

Berapa kali kita bermakisat kepada Allah SWT, tetapi Allah SWT tetap saja mengurniakan rezeki ke atas kita, berapa kerap kita menolak apabila diajak untuk berinfak harta,tenaga bahkan nyawa kita untuk Islam tetapi  tetap jua Allah SWT yang maha pemurah memberikan kehidupan kepada kita.


Tidak ada manusia yang ingin dibinasakan tatkala gembira dengan segala kesenangan yang melingkarinya..
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan membiarkan mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui
[QS;Al ‘Araf( 7):182]

Maha suci Allah.

Allah SWT telah mengggerakkan hati para dai’e untuk menyampaikan peringatan kepada seluruh umat manusia agar kita kembali menyembah hanya Allah SWT.

Baik buruk ujian yang menimpa kita, jatuh bangunnya kita agar kita kembali mentaati Allah SWT.
Kembali memperbaiki diri, meningkatkan kualiti ibadah, memahami Islam sebagai cahaya yang membimbing hidup ini kemudian mendakwahkannya sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Sungguh Allah SWT maha merencana kehidupan kita.

gambar hiasan

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang soleh dan di antaranya ada yang tidak demikian.
Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
[QS; Al ‘Araf(7): 168]

Thursday, February 9, 2012

Iklan: Suntikan Baru!!

Bismillah

Assalamualaikum w.b.t,  

Segala pujian berhak bagi Allah Azza wa Jalla dengan keizinan dariNya sekali lagi kami berjaya bawakan kepada kalian majalah SINERGI yang kini telah masuk edisi ke-7!

subhanAllah!

Semoga intipati yang terkandung di dalamnya mampu menyuntik lagi kecintaan kita terhadap Islam dari saat ini hingga hari kiamat.
insyaAllah,yang lebih utama selamanya agar Allah SWT redha atas usaha yang kecil ini.


Monday, February 6, 2012

Renungan: Kita perlu dipaksa untuk berubah



"orang Melayu perlu DIPAKSA untuk berubah."
mungkin itu kata yang paling sesuai untuk menggambarkan sikap tidak kompetitifnya orang Melayu, yang juga disebut oleh Prof. Diraja Ungku Aziz dalam sebuah keratan akhbar



benar,
dengan mentaliti manja,pemalas,suka bertangguh,suka buang masa, banyak tidur,sembang kosong,bergossip, bermacam lagi..

seolah telah hilang golongan manusia yang dulunya berjiwa besar,berwawasan, sedia untuk berubah dan menyahut kebenaran!

beza,
pemuda Melayu dan pemuda Palestin yang sebaya umurnya.
dan lebih khususnya untuk mereka yang mengakui tidak ada tuhan selain Allah.

kita selesa, kerana kita tak rasa...
kita lebih suka bergoyang kaki menonton episod pencabulan maruah agama di kaca TV, membiarkan masyarakat terus jahil mendiamkan diri dari memikirkan soal jihad dan dakwah..sedang musuh-musuh Islam terus bersorak tawa melihat kondisi umat Islam kini.

"Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta akan Jihad dan perjuangan(dakwah). Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin. Biasakanlah paling tidak sehari dalam seminggu hidup menyerupai kehidupan kaum Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air."

- As Syahid Syeikh Dr. Abdullah 'Azzam-

saya khuatir kalian hanya terpaut kerana indahnya untaian kata semata.
tetapi jauh di sudut hati..
saya amat berharap, kita dapat melihat yang tersurat mahupun tersirat di sebalik susunan kata-kata ini,

apakah kita mampu berbuat seperti itu?

susah erk?

memang..
tetapi itulah nilai sebuah kemuliaan dari keredhaan di sisi Allah yang maha agung!


Daripada Anas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda : 
"Akan datang kepada umatku suatu zaman di mana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api" 
[Hadis Riwayat Tirmidzi]

Selusuri sirah Rasulullah SAW, betapa berat dugaan yang ditanggung baginda dan para sahabat sedangkan baginda adalah kekasih Allah yang dijamin syurga!

maka, 
apakah kita hanya mahu santai-santai lantas merasakan diri telah layak berbaring-baring di syurga?

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? 

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: 

"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" 
Ingatlah, 

sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. 
[QS; Al Baqarah(2): 214]



Perkongsian: kehidupan tidak ada erti tanpa jihad di jalan Allah



Bismillah.


Suka saya memetik kata-kata dari seorang yang mengorbankan dirinya demi berjuang membela agama Allah,insyaAllah.



- As Syahid Dr. Abdullah Azzam-

‎"Aku merasa seperti baru berusia sembilan tahun.
Tujuh setengah tahun jihad di Afghan, satu setengah tahun jihad di Palestin, dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa."



Namun, hari ini kita lihat ramai para remaja sudah tidak mempedulikan sama ada Islam dijadikan aturan hidup atau sekadar penghias pada kad pengenalan.
Jihad ditinggalkan, dunia dikejar.

Apakah yang mereka fahami mengenai jihad?

Ke mana hilangnya semangat jihad dalam diri para remaja?

Ke mana perginya figur seperti Tariq bin Ziyad,Salahuddin Al Ayyubi, Saifuddin Qutuz dan Sultan Muhammad Al Fateh yang sering dikenangkan itu?

ya, benar...

Islam tetap akan bangkit kembali!
itu janji Allah SWT yang telah jelas termaktub dalam kitabNya..


"Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap."
[QS; Al A'raf(17):81]

tetapi,

apakah kita yang menjadi pendukung kepada kebangkitannya dan menempah syurga tertinggi atau sekadar duduk-duduk santai disibukkan dengan urusan dunia yang nampak Islami juga kononnya bermanfaat untuk Islam?

dunia hanyalah permainan dan senda gurau..


jangan sampai ia mempersenda guraukan kita dengan menyangka kita sedang berbuat sesuatu yang Allah redha?

tetapi sebenarnya tidak lebih daripada golongan manusia yang bangun dari tidur dan menyebarkan bau busuk mulutnya..

langsung tak pernah tergerak hati untuk mendalami dan memahami erti jihad fi sabilillah..

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk  dengan pahala yang besar,"
[QS; An Nisaa'(4):95]

reflek keimanan kita bila mana diseru untuk menghabiskan seumur hidup kita untuk Islam dari segala sudut kehidupan, kerana keengganan kita untuk berbuat demi Islam menjadi manifestasi keimanan...

dan perhatikan bagaimana sifat para sahabat dan umat yang cinta akan Allah SWT dan RasulNya!

"dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan(untuk ikut berperang)."
[QS; At Taubah(9):92]

kita, bagaimana?

pernah menangis sedih kerana tak mampu berbuat untuk Islam atas kelemahan yang tidak disengajakan?

atau menangis gembira kerana tidak turut serta dalam arus membela Islam?

diri sendiri lebih tahu.

Allahu'alam.

Wednesday, February 1, 2012

Kembali

sudah sekian lama rasanya  blog ini tidak melakar kata yang dapat menembusi jiwa sidang pembaca.
Alhamdulillah, diri ini masih diberi ruang dan peluang untuk menebarkan 'kata-kata yang berat'.

Tidak ada alasan sebenarnya untuk tidak meng”update” blog, ia melibatkan keinginan untuk berbuat bak kata pepatah;
“ kalau hendak seribu daya, kalau tak hendak seribu dalih.”


Begitu juga dalam setiap sesuatu yang kita amanahkan untuk lakukan, jika disandarkan pada kemahuan yang kuat, maka datanglah segala jenis rintangan ia akan tetap mencari jalan untuk mengatasinya.
Berbeza pula jika tidak ada kemahuan, berilah peringatan beribu kali sekalipun tak akan ada guna.

Ya, semuanya bermula dengan diri sendiri.



Bagi saya, diakui kesibukan dalam memastikan akademik terjaga dengan baik dalam masa yang sama menguruskan dakwah di kampus dan di luar kampus membuatkan saya menganak tirikan dulu fokus saya untuk meng”update” blog kerana turun ke lapangan dan berangkat ke jalan Allah jauh lebih utama, jelas seperti yang Allah SWT firmankan:

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
[QS; At Taubah(9): 41]

insyaAllah, di laman maya ini tentulah tidak sama seperti halnya di alam nyata.
Tetapi yang jelas dan pasti Allah SWT jualah yang membuka pintu hati hambaNya untuk menerima Islam,menyahut kebenaran lantas berdiri untuk membelanya baik dengan harta mahupun nyawa.
Apa yang ditulis hanyalah sebagai  alat dan pencetus untuk menarik minat menghayati bahan yang disampaikan, selebihnya hanya Allah SWT maha berhak atas segala sesuatu.

Subhanallah.

Diharapkan doa daripada semua agar mendoakan diri ini agar istiqamah dan amat memerlukan teguran membina kerana saya juga insan biasa yang punyai kelemahan serta perlukan bimbingan dari sesiapa jua.


Apapun yang baik itu adalah buat diri kalian, saya hanya menyampaikan amanah yang Allah SWT pikulkan atas bahu saya. Sebarkan cinta dari langit buat sekalian hamba Allah yang Maha Pengasih.